Ternyata Ini Keutamaan Sumbang Pembangunan Masjid, Walau Satu Bata


Dimaksud demikian besar pahalanya walaupun Anda cuma menyumbang satu batu bata untuk pembangunan masjid. 
Hal semacam itu menurut pimpinan Pesantren Darush Sholihin Yogyakarta, Muh Abduh Tuasikal, di portal info Islam, rumaysho. com. 

Pemimpin redaksi muslim. or. id, itu menyampaikan argumennya menurut hadis di bawah ini. 
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
مَن�' بَنَى مَس�'جِدًا لِلَّهِ كَمَف�'حَصِ قَطَاةٍ أَو�' أَص�'غَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَي�'تًا فِى ال�'جَنَّةِ 
“Siapa yang bangun masjid lantaran Allah meskipun cuma selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, jadi Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu juga di surga. ” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih) 
Mafhash qathaah dalam hadits berarti lubang yang digunakan burung menyimpan telurnya serta menderum ditempat itu. Serta qathah yaitu sejenis burung. 
Ibnu Hajar dalam Al-Fath (1 : 545) menyebutkan, 

 (مَن�' بَنَى مَس�'جِدًا) التَّن�'كِير فِيهِ لِلشُّيُوعِ فَيَد�'خُلُ فِيهِ ال�'كَبِير وَالصَّغِير ، وَوَقَعَ فِي رِوَايَةِ أَنَس عِن�'دَ التِّر�'مِذِيِّ صَغِيرًا أَو�' كَبِيرًا 
“Maksud dari “siapa yang bangun masjid” dipakai isim nakirah yang tunjukkan keumuman, hingga maksud hadits yaitu siapa yang bangun masjid besar ataupun kecil. 

Dalam kisah Anas yang dikeluarkan oleh Tirmidzi yang mensupport yang menyebutkan dengan masjid kecil atau besar. ” 
Masih tetap meneruskan penjelasan Ibnu Hajar, yang diterangkan dalam hadits diatas yaitu hanya bhs hiperbolis. 

Lantaran tidak mungkin saja tempat burung menyimpan telur serta menderum yang seukuran itu jadikan tempat shalat. 

Ada kisah Jabir makin menguatkan hal semacam ini. 
Beberapa ulama yang lain menafsirkan hadits itu dengan cara tekstual. Tujuannya, siapa bangun masjid dengan menaikkan sisi kecil saja yang diperlukan, penambahan itu seukuran tempat burung bertelur ; atau mungkin saja langkahnya, beberapa jama’ah bekerja bersama untuk bangun masjid serta tiap-tiap orang mempunyai sisi kecil seukuran tempat burung bertelur ; ini seluruhnya masuk dalam arti bangun masjid. 

Lantaran bentuk pada akhirnya yaitu satu masjid dalam benak kita, yakni tempat untuk kita shalat. 
Bermakna penjelasan Ibnu Hajar diatas tunjukkan bahwa bila ada yang menyumbang satu sak semen saja atau bahkan juga menyumbang satu bata saja, telah memperoleh pahala untuk bangun masjid … masya Allah. 

Ikhlas Saat Menyumbang 
Berapakah juga besar sumbangan untuk masjid mesti didasari niatan ikhlas lantaran Allah. Lantaran ya 
ng disebut lillah, kata Ibnu Hajar yaitu ikhlas (lantaran Allah). (Fath Al-Bari, 1 : 545). 
Jadi, pahala besar bangun masjid yang dijelaskan dalam hadits yang kita kaji dapat dicapai saat kita ikhlas dalam beramal, bukanlah untuk mencari pujian atau balasan dari manusia. 

Maksud Dibangunkan Bangunan Seumpama di Surga 
Hadits perihal keutamaan bangun masjid juga dijelaskan dari hadits Utsman bin Affan. 

Pada saat Utsman yakni th. 30 Hijriyah sampai khilafah beliau selesai lantaran terbunuhnya beliau, dibangunlah masjid Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam. 
Utsman katakan pada mereka yang bangun juga sebagai bentuk pengingkaran bahwa mereka terlampau bermegah-megahan. Lantas Utsman membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
مَن�' بَنَى مَس�'جِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِى ال�'جَنَّةِ مِث�'لَهُ 
“Siapa yang bangun masjid lantaran Allah, jadi Allah bakal bangun baginya seumpama itu di surga. ” (HR. Bukhari no. 450 serta Muslim no. 533). 

Kata Imam Nawawi rahimahullah, maksud bakal di bangun baginya seumpama itu di surga ada dua tafsiran : 

1- Allah bakal bangunkan seumpama itu dengan bangunan yang dimaksud bait (rumah). Tetapi sifatnya dalam soal luasnya serta yang lain, pasti mempunyai keutamaan sendiri. 
Bangunan di surga pasti tak pernah dipandang oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, serta tidak pernah terbetik dalam hati bakal indahnya. 

2- Keutamaan bangunan yang didapat di surga di banding dengan rumah di surga yang lain yaitu seperti keutamaan masjid didunia di banding dengan rumah-rumah didunia. (Syarh Shahih Muslim, 5 : 14) 
Masjid Cuma untuk Arena Pamer 
Yang tercela yaitu bila masjid hanya untuk bermegah-megahan, bukanlah untuk maksud beribadah atau berlomba dalam kebaikan. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِى ال�'مَسَاجِدِ 
“Kiamat tidaklah berlangsung sampai manusia berbangga-bangga dalam bangun masjid” (HR. Abu Daud no. 449, Ibnu Majah no. 739, An-Nasa’i no. Ahmad 19 : 372. 
Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan menyebutkan bahwa sanad hadits ini shahihsesuai prasyarat Muslim, perawinya tsiqah. Al-Hafizh Abu Thahir juga menyimpulkan bahwa sanad hadits ini shahih). 
Tersebut fakta yang berlangsung sekarang ini di tengah-tengah golongan muslimin. 

Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzanhafizhahullah berkata, “Yang disebut hadits yaitu sama-sama menyombongkan diri dengan masjidnya semasing. Ada yang kelak berujar, wah masjidku yang tertinggi, masjidku yang paling luas atau masjidku yang paling bagus. Itu seluruhnya dikerjakan lantaran riya’ serta sum’ah, yakni mencari pujian. 

Tersebut fakta yang berlangsung pada golongan muslimin sekarang ini. ” (Minhah Al-‘Allam, 2 : 495). Tersebut sinyal kiamat makin dekat. 

Mudah-mudahan berguna. Mudah-mudahan artikel ini makin berikan motivasi kita untuk bangun masjid didunia, hingga Allah jadikan kita rumah yang indah serta penuh kesenangan di surga. Wallahu waliyyut taufiq. (Muh Abduh Tuasikal/rumaysho)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar