Subhanallah, Ilmuwan Besar Perancis Peluk Islam Selesai Bedah Mumi Firaun


Maurice Bucaille lahir, besar dan sepenuhnya menimba pengetahuan di Perancis. Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, ia belajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Prancis. Lantas jadi dokter bedah popular dan terpintar yang pernah dimiliki Perancis modern. Namun, cerita keislamannya bisa mengubah hidupnya dan paling akhir memberi ide sebagian orang. Siapa sang profesor yang sangat dikagumi ini, silahkan baca profilnya di sini http :// bit. ly/1sAIenf 

Apapun hasil karya sang profesor dan bagaimanakah langkahnya dia dapatkan Islam dan dunia keilmuan silahkan baca pada tautan ini http :// bit. ly/1lTkkf3 

Seperti luas di kenali, Perancis popular sebagai negara yang tertarik dengan arkeologi dan budaya. Di akhir 80an, Perancis meminta Mesir untuk kirim mumi Firaun untuk ditangani rangkaian eksperimen dan penelitian. 

Selanjutnya mumi penguasa Mesir popular itu selanjutnya tiba di Perancis. Mumi itu lantas dipindahkan ke ruangan khusus di Monument Center. Sebagian arkeolog, ahli bedah dan ahli anatomi mulai kerjakan studi tentang mumi ini dalam usaha untuk menyelidiki misteri Firaun. 

Dokter bedah senior dan ilmuwan yang bertanggungjawab atas studi tentang mumi Firaun yakni Profesor Maurice Bucaille. Sebentar system restorasi mumi jalan, Maurice Bucaille ribet dengan pikirannya. Dia berupaya untuk dapatkan bagaimana Firaun ini meninggal dunia. 

Saat larut malam, ia dapatkan pemicunya. Sisa-sisa garam yang terlilit pada tubuh mumi itu yakni bukti bahwa ia meninggal dunia karena tenggelam dan mayatnya selekasnya diangkat dari laut. 

Terlihat jelas juga bahwa sebagian pendeta Mesir kuno cepat-cepat mengawetkan tubuh Firaun itu. Tetapi Maurice bingung dengan satu pertanyaan, bagaimana tubuh ini--dengan tak hiraukan tubuh mumi yang lain dari Mesir kuno-- selalu utuh hingga sekarang ini walaupun tubuhnya pernah tenggelam di laut. 

Maurice ribet pikirkan hal semacam itu waktu seorang koleganya mengemukakan tidak butuh terlalu dipikirkan karena dalam Islam diterangkan bahwa Firaun ini memang tenggelam. 

Pada awalnya, dia sangat tidak yakini dan menolak pernyataan itu. Dia mengemukakan penemuan seperti itu hanya bisa di kenali melalui peralatan computer canggih dan modern. 

Maurice jadi lebih tercengang setelah koleganya yang lain mengemukakan bahwa Alquran, kitab suci yang disadari muslim, menceritakan narasi tenggelamnya Firaun dan mengemukakan tubuh itu akan selalu utuh walaupun ia telah tenggelam. 

Maurice jadi lebih terkejut dan senantiasa bertanya-tanya, dari tempat mana kitab suci umat Islam ini beroleh data, sebentar mumi tidak diketahui sampai 1898. Selain itu Alquran juga baru diturunkan pada umat Islam selama semakin lebih 1400 th. setelah peristiwa tenggelamnya Firaun. Mengingat juga sampai beberapa dekade lalu seluruhnya umat manusia termasuk muslim tak memahami bahwa orang Mesir kuno mengawetkan firaun mereka? 

Maurice Bucaille terbangun sepanjang malam melihat tubuh Firaun, pikirkan mendalam permasalahan kitab Alquran yang lewat cara eksplisit mengemukakan bahwa tubuh ini akan utuh setelah tenggelam. 

 " Bisakah disadari nabi Muhammad SAW tahu tentang ini semakin lebih 1. 000 th. waktu itu waktu saya baru saja mengetahu hal sejenis itu? " pikir Maurice. 

Pikiran Maurice malam itu dipenuhi bermacam pertanyaan dan keheranan tentang kitab suci umat Islam. Mumi itu selanjutnya dikembalikan ke Mesir. 

Jatuh Cinta dengan Alquran 

Tetapi, karena ia sudah tahu tentang narasi Firaun versi muslim, ia selekasnya berkemas dan kerjakan perjalanan ke Arab Saudi. Kebetulan saat itu di Arab Saudi diadakan konferensi medis yang di hadiri banyak ahli anatomi muslim. 

Di sana, Maurice memberitahu mereka tentang penemuannya, yaitu bahwa tubuh Firaun itu selalu utuh bahkan setelah ia tenggelam. Salah satu peserta konferensi buka Alquran dan membacakan surat Yunus ayat 92 yang menceritakan narasi bagaimana tubuh Firaun diangkat dari basic laut dan atas izin Allah, tubuh itu akan utuh agar jadi bahan renungan untuk sebagian orang yang pikirkan setelah itu. 

Dalam kegembiraannya setelah dibacakan ayat itu, Maurice berdiri di hadapan sebagian peserta konferensi berkata, 'Aku telah masuk Islam dan meyakini pada Alquran ini'. 

Saat kembali pada Perancis, Maurice Bucaille memakai 10 th. kerjakan studi tentang kesesuaian fakta-fakta ilmiah saat ini dengan yang diterangkan dalam Alquran. Dia berusaha memberi kepercayaan dirinya bahwa Alquran tidak pernah bertentangan dengan satupun fakta ilmiah. 

Dia lantas menulis buku tentang Alquran yang menghebohkan seluruhnya negara-negara Barat, dengan judul, " The Bible, The Qur’an and Science, The Holy Scriptures Examined In The Light Of Modern Knowledge. " 

Buku itu sangat laris dan bahkan sebagian ratus ribu eksemplar telah diterjemahkan dari bhs Perancis ke bhs Arab, Inggris, Indonesia, Persia, Turki dan Jerman. Bahkan menebar ke hampir semuanya toko buku di seluruhnya dunia. 

 " Sisi ilmiah dari Alquran telah mencengangkan saya sejak mulai awal, karena pikiran saya belum pernah saksikan sekian banyak kajian pengetahuan serta pengetahuan yang disajikan lewat cara akurat. Itu sejenis cermin untuk pengetahuan serta pengetahuan yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah hingga saat ini walaupun sesungguhnya pengetahuan itu sudah ada semakin lebih 13 masa waktu itu, " sepenggal catatan kata pengantar Maurice dalam bukunya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar