Jangan Sampai Terlambat,!! Bila ( Balita ) Anda Terlambat Bicara? Ikuti Cara Ini,!? Baca Selengkapnya Disini.


Pada umur perubahan, banyak anak umur tiga tahun yang belum dapat bicara. Menurut peneliti, setidaknya 1 dari 5 anak sering alami keterlambatan bicara di banding yang lain. Apakah hal semacam ini normal? serta apa solusinya? 

Butuh di ketahui, pembentukan bahasa memilki sebagian aspek yang harus dipunyai diantaranya mengerti, mengolah, baru kemudian menghasilkan satu komunikasi. 
Sistem produksi satu komunikasi juga adalah sistem yang rumit, diawali dari perintah otak pada organ yang membuat artikulasi (rongga mulut, gigi geligi, lidah, dan sebagainya) s/d step pengiriman udara dari paru-paru untuk membuat suara. 

Keterlambatan bicara pada anak terkadang adalah masalah yang sesaat serta akan lebih baik dengan pertolongan stimulasi yang adekuat dari keluarganya. 
Menurut laporan penelitian dr. Melyarna Putri di laman klikdokter. com, kesusahan anak dalam berkomunikasi dapat meliputi sebagian kelainan diantaranya : 

- Masalah artikulasi atau pengucapan seperti gagap. 
- Kwalitas nada yang tidak normal hingga menyusahkan bicara (anak dengan bibir sumbing). 
- Kesusahan bicara dengan susunan kalimat yang tidak benar. 
- Ada kelainan yang mendasari seperti retardasi mental, lumpuh otak, serta kelainan manfaat pendengaran. 
- Ada dua bahasa yang dipakai sekaligus. 
- Autisme. 

Saat sebelum memastikan apakah anak alami keterlambatan bicara atau tidak, kita mesti mengetahui bagian bicara yang normal dilalui seseorang anak. 
Umur 1-6 bulan : Merespon nada orang lain dengan bergumam atau bunyi-bunyian yang dikeluarkan oleh bayi. 

Umur 6-9 bulan : Mengoceh, yakni yang umum kita sebut dengan bahasa bayi. 
Umur 10-11 bulan : Ikuti nada orang lain, bicara “mama” atau “papa” tanpa ada maksud. 
Umur 12 bulan : Bicara “mama” atau “papa mempunyai tujuan (ibu untuk ibu si anak), ikuti 2-3 kata. 
Umur 13-15 bulan : Bicara 4-7 kata, isi perbincangan anak umumnya belum bisa dipahami. 
Umur 16-18 bulan : Bicara 10 kata, mengulang kata yang diucapkan orang lain. 
Umur 19-21 bulan : Bicara 20 kata, bicara anak mulai bisa dipahami oleh orang lain. 
Umur 22-24 bulan : Bicara kian lebih 50 kata, bisa membuat kalimat dengan 2 buah kata, beberapa besar kalimat dapat dipahami orang lain. 
Umur 2-2. 5 tahun : Bicara kian lebih 400 kata, termasuk juga nama, bisa bikin kalimat dengan 2-3 kata, isi pembicaraan makin mudah dipahami. 
Umur 2. 5-3 tahun : Mengetahui umur serta type kelamin, bisa mengkalkulasi s/d 3, memakai 3-5 kata dalam satu kalimat, isi pembicaraan mudah dipahami. 
Umur 3-4 tahun : Memakai 3-6 huruf per kalimat, membuat kalimat bertanya, bisa membuat cerita. 
Umur 4-5 tahun : Memakai 6-8 huruf per kalimat, bisa mengetahui warna, bisa menghitung sampai angka 10. 

Jadi, sangat utama untuk merangsang anak bicara dengan orang dewasa di sekelilingnya, dengan bukan sekedar dengan untaian kalimat tetapi juga melalui bahasa badan. 

Pada sebagian masalah, anak bahkan juga membutuhkan pertolongan stimulasi melalui terapis profesional. 

Sesudah tahu bagian tumbuh kembang dalam bicara serta inginalan bhs, saat anak belum bisa meraih kemahiran bicara sesuai sama bagian tumbuh kembangnya, kapan orang-tua mesti mulai mencari pertolongan? 
Jika anak tidak babbling pada umur 12-15 bulan. 
Jika anak tidak merespon perintah simpel pada umur 18 bulan. 
Jika anak tidak bicara pada umur 2 tahun. 
Jika anak belum dapat membuat kalimat pada umur 3 tahun. 
Jika anak belum dapat menyampaikan narasi pada umur 4-5 tahun. 
Jika memanglah anak memenuhi persyaratan untuk mencari pertolongan, janganlah tunda, cepatlah berkonsultasi dengan ahlinya atau dokter spesialis anak tumbuh kembang. 

Makin cepat diatasi jadi perkembangan anak diinginkan akan tambah baik. Apa yang dapat diupayakan untuk memperbaiki keadaan ini dirumah? 

Dengarkan lagu-lagu untuk anak. 
Jika anak menunjuk suatu hal, tanyakan kepadanya. Umpamanya, saat anak menunjuk biskuit tanyakan kepadanya, “Apakah anda ingin biskuit? ” Saat sebelum berikan Anda dapat bertanya lagi, “Apakah ini? ” Biskuit? ” Hal semacam ini dikerjakan untuk mendorong anak mengulangi kalimat. 

Ajari anak mengetahui semua benda yang ada di sekelilingnya. 
Batasi melihat tv 1-2 jam satu hari. 
Usahakan untuk selalu mengikuti anak saat melihat tv, bicarakan tentang acara yang tengah dilihat. 

Bercengkerama saat waktu makan berbarengan. 
Bacakan narasi secara interaktif. Umpamanya, tanyakan pada anak tentang narasi yang dibacakan atau minta anak untuk menunjuk, menyuarakan, atau menyentuh gambar yang ada didalam cerita. 
Demikianlah, semoga bermanfaat. (klikdokter)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar